Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Contact Me

 

Review : Anonymous exposes 860K Stratfor users (and 75K credit card numbers)

Minggu, 08 Januari 2012

 Baru-baru ini dunia sekuritas internet kembali dihebohkan oleh kasus pembobolan, atau yang disebut dengan cracking. Adalah Stratfor, sebuah perusahan yang bergerak dibidang keamanan dan rahasia internet yang kali ini menjadi korbannya. Chief Executive Stratfor George Friedman menegaskan bahwa situs mereka memang telah dibajak peretas.

Stratfor merupakan perusahan dengan klien yang tidak bisa dianggap sepele kerahasiaannya, sebut saja US Defense Department, US Army, Air Force, lembaga penegak hukum, kontraktor keamanan, dan perusahaan teknologi terkemuka seperti Apple dan Microsoft.

Peretas berhasil mencuri informasi kartu kredit, termasuk password, dan alamat rumah sekitar 4.000 klien Stratfor. Dengat data spesifik :

·       50.277 nomor kartu kredit, 9,651 di antaranya masih bisa digunakan.
·       86.594 alamat e-mail.
·       27.537 nomor telepon.
·       44.188 password yang terenkripsi, 50% di antaranya dapat dengan mudah didekripsi.


Hal yang menarik adalah hasil pembajakan katu kredit  disumbangkan kepada lembaga sosial, seperti palang merah. Yang lebih menarik lainnya adalah ketika kelompok peretas Anonymous dikait-kaitkan dengan kasus pembobolan ini. Melalui situs Pastebin, Anonymous telah menulis press release yang isinya menyatakan bahwa pelaku pembajakan tersebut bukanlah kelompok Anonymous. “Sebagai media source, Stratfor bekerja dengan dilindungi kebebasan pers. Prinsip ini juga diusung Anonymous sehingga tidak mungkin pelaku di balik pembajakan adalah kelompok Anonymous…”,

KAITAN DALAM PENGACUAN TEORI

Kasus ini menggambarkan  tindakan kriminal “Cyber Crime” yang dilakukan oleh seorang  atau sekelompok hacker terhadap pencurian data-data penting dari Stratfor, sebuah perusahan yang bergerak dibidang keamanan dan rahasia internet. Aktivitas yang dilakukan oleh para hacker ini tidak saja menimbulkan kerugian bagi pihak stratfor tetapi juga para kliennya, yaitu dalam hal pencurian informasi-informasi penting para klien seperti informasi kartu kredit, e-mail, password dll. Hal ini juga akan menyebabkan terjadinya Vandalisme maya (Cybervandalism), yaitu gangguan, perusakan atau bahkan penghancuran situs atau sistem informasi perusahaan.

Tidak hanya itu saja, dalam kasus ini kita dapat menyimpulkan bahwa pihak Stratfor telah gagal menjaga citra dan nama baik perusahaannya di mata dunia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keamanan dan kerahasiaan internet. Hal ini membuktikan bahwa Stratfor kurang dalam menjalankan pengendalian internal  terhadap sistem teknologi informasi yang dimilikinya. Sebaiknya pihak Stratfor harus terus melakukan pengembangan-pengembangan terhadap tingkat keamanan atau proteksi informasinya karena Keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian sistem informasi, yang tujuannya untuk mencegah ancaman terhadap sistem, baik itu ancaman aktif (mencakup kekuranga dan kejahatan) maupun ancaman pasif (mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia, dan bencana alam). Dengan begitu pihak stratfor dapat meminimumkan tingkat ancaman yang mngkin terjadi dan dapat memberikan jaminan kerahasiaan informasi yang lebih terpercaya kepada para kliennya.

0 komentar:

Posting Komentar

Visitor Flag